Laporan praktikum Satuan Operasi ( penggilingan dan pengirisan )
Senin, 15 September 2014
lirik lagu REMEMBER OF TODAY – PERGI HILANG DAN LUPAKAN
lirik lagu REMEMBER OF TODAY – PERGI HILANG DAN LUPAKAN
Dunia hari ini begitu tak berarti,
tak berjalan cepat seolah tak perduli.
Lambat laun ku bertahan dengan hari ini,
hari yg tak akan pernah berakhir.
Semua telah berubah sejalan dengan waktu.
Setiap detik berharga bagiku.
Waktu pun ingin ku ubah
tuk kembali tertawa.
Aku hanya bisa menangis aku tak bisa.
Maafkanlah diriku
atas semua kesalahan yg ku perbuat
selama ini kepada diri mu
Dan aku berjanji akan melepasmu
dengan senyuman yg akan kau ingat
dan kau kenang sampai mati selamanya.
Lupakanlah smua kenangan ini.
Hancurkanlah smua mimpi-mimpi.
Jangan pernah kembali dan takkan pernah kembali.
Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan.
karena aku ingin pergi hilang dan lupakan.
tak berjalan cepat seolah tak perduli.
Lambat laun ku bertahan dengan hari ini,
hari yg tak akan pernah berakhir.
Semua telah berubah sejalan dengan waktu.
Setiap detik berharga bagiku.
Waktu pun ingin ku ubah
tuk kembali tertawa.
Aku hanya bisa menangis aku tak bisa.
Maafkanlah diriku
atas semua kesalahan yg ku perbuat
selama ini kepada diri mu
Dan aku berjanji akan melepasmu
dengan senyuman yg akan kau ingat
dan kau kenang sampai mati selamanya.
Lupakanlah smua kenangan ini.
Hancurkanlah smua mimpi-mimpi.
Jangan pernah kembali dan takkan pernah kembali.
Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan.
karena aku ingin pergi hilang dan lupakan.
LIRIK LAGU KEKASIH VS SAHABAT
LIRIK LAGU KEKASIH VS SAHABAT
setiap pesan darimu selalu kudengar
dan bila engkau marah marah, kuselalu mengalah
apapun yang kau lakukan kuhanya diam saja
bagai burung tak bersayap apalah jadinya
dan bila engkau marah marah, kuselalu mengalah
apapun yang kau lakukan kuhanya diam saja
bagai burung tak bersayap apalah jadinya
disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (2X)
setiap ingin bertemu kau selalu memaksa
apapun keinginan mu harus terlaksana
dan bila aku mengeluh kau hanya tersenyum
entah apa artinya itu aku pun jadi bingung
disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (2x)
disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (4X)
Selasa, 06 Mei 2014
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN PENGGILINGAN DAN PENGIRISAN
LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN
PENGGILINGAN DAN PENGIRISAN
DPP/DPJ :
Ir. Apul Sitohang, Msi
ASISTEN :Fransisko Simamora
Priskila Grace Simorangkir
Priskila Grace Simorangkir
OLEH :
HARRY PRANATA PURBA
120410005
I
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengecilan
ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi
ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling
luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir
gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk
beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung menghasilkan tepung jagung,
penggilingan gula, penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah
stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian
yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai. Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja
mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan
proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah
dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran
ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan
tepung jagung, penggilingan ula dan penggilingan bahan pangan kering seperti
sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan
menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut,
seperti dalam penyiapan daging olahan.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan praktikum hari ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui modulus kehalusan bahan
- Untuk mengetahui diameter rata-rata tepung
1.3 Tempat
/ Hari Waktu Praktikum
Hari / Tanggal : Senin, 28 april 2014
Pukul :
14.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Kimia Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatera
Utara, Medan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggilingan
silinder hampir sama dengan penghancuran silinder, akan tetapi penggilingan
silinder berpermukaan yang halus atau silinder yang berpermukaan sedikit
bergelombang dan berputar pada kecepatan yang berbeda. Alat ini sangat umum
dipergunakan untuk menggiling tepung. Oleh karena bentuknya yang sederhana,
ukuran maksimum partikel yang dapat lolos dari silinder dapat diatur. Apabilia
koefisien gesekan antara silinder dan bahan umpan diketahui, partikel terbesar
yang dapat dihancurkan antara silinder dapat dihitung (Apriyantono, 1989).
Bahan mentah
sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini
harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua
kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair attau bahan
padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan
pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi (Stumbo,
1949).
Penghancuran
dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam bidang industri pangan barabgkali adalah
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini
dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan kering
seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan
pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih
lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle,
1969).
Apabila suatu
partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran pertama, ukuran
partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif sangat kasar
sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran dilanjutkan,
partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel yang
kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti
memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan
meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak akan menjadi ukuran
fraksi yang dominan (Suharto, 1991).
Pengecilan ukuran sebagai istilah
yang umum meliputi juga pemotongan, pemecahan dari penggilingan pengecilan
ukuran sacara mekanis tanpa tejadi perubahan sifat-sifat kimianya. Pengecilan
ukuran banyak digunakan dalam industri pangan sering tidak hanya memperoleh
bagian yang dikehendaki, misalnya penggilingan padi-padian, pengupasan
buah-buahan, penggilingan tangkai buah, pengirisan ikan menjadi fallet,
pengecilan zat padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil guna untuk
mempertinggi daya kezatan dan mempertinggi daya campur( Warven, 1993).
Pengaolahan ukuran mungkin juga
berperan pentinga dalam pemisahan secara mekanis. Misalnya, dalam pengambilan
pati dari kentang, kentang harus lebih dahulu dikecilkan sedemikian rupa
sehingga sel-selnya terbuka dan glanuar-glanuar pati keluar. Untuk memeperoleh
cairan keluar dari padatan juga memudahkan jika padatan dilakukan pengecilan
lebih dahulu. Tujuan pengecilan ukuran sebagai bagian operasi adalah untuk
mendapatkan permukaan yang lebih luas ( Saputra, 1986)
III.
METODE PERCOBAAN
3.1
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Timbangan digital
- Blender
- Kertas HVS
- Pisau
- Perajang keripik
- Ayakan a mesh 40; mesh 60
3.2
Bahan
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Beras putih 500 gram
- Kentang 100 gram
- Jagung 500 gram
3.3
Prosedur Percobaan
3.3.1 Jagung
1.
Ditimbang 500 gram jagung
2.
Dimasukkan kedalam blender dan di
blender sampai halus
3.
Diayak hasil blender dengan ayakan mesh
40; mesh 60
4.
Ditimbang jagung hasil ayakan untuk tiap
mesh
5.
Dicari % rendemen untuk setiap jagung
hasil ayakan dengan masing-masing mesh
6.
Dicatat data hasil pengamatan
IV.
PEMBAHASAN
4.1 Data :
( Terlampir )
4.2 Pembahasan
Dari hasil analisa data di atas, nilai persentase rendemen bahan (beras
putih) hasil penggilingan untuk tiap mesh yang digunakan adalah berbeda.
Dimana pada pengayakan dengan menggunakan mesh 40 di dapat
persentase rendemen sebesar 49,62 %. Sedangkan pada pengayakan menggunakan mesh
70 di dapat presentase rendemen 67,03 %. Jika diperhatikan, nilai persentase
rendemen yang di dapat adalah semakin besar ukuran mesh yang digunakan
maka akan semakin tinggi nilai persentase rendemen yang di dapat, karena
semakin tinggi ukuran mesh maka bahan yang di ayak akan semakin banyak
tersaring di mesh. Dan juga sebaliknya jika semakin kecil ukuran mesh
yang digunakan makan semakin rendah nila persentase rendemen yang didapat. Proses pengayakan sangat berguna dalam proses penanganan bahan pangan.
Dimana dengan dilakukan pengayakan, maka bahan pangan yang di ayak akan
disterilkan dari bahan-bahan yang merugikan (seperti batu, dan kerikil). Dengan
kata lain, dengan adanya proses pengayakan maka kita akan mendapatkan pati dari
suatu bahan pangan atau hasil bersih dari suatu bahan pangan. Pada proses pengirisan, nilai persentase rendemen bahan (kentang) untuk
masing-masing pengirisan dengan menggunakan pisau dan menggunakan slicer
adalah berbeda. Dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat
persentase rendemen sebesar 10 %. Sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan slicer
di dapat nilai persentase rendemen sebesar 7 %. Jika diperhatikan, berat
awal dan berat akhir pada kedua metode pengirisan adalah berbeda, dimana pada
pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat berat awal 48 gr dan berat akhir
43 gr. Sedangkan dengan menggunakan slicer di dapat berat awal 52 gr dan
berat akhir 48 gr. Hal ini terjadi karena pada bahan yang telah teriris kadar
airnya berkurang sehingga bobot dari bahan sebelum diiris dan sesudah diiris
berkurang. Pada pengirisan dengan menggunakan pisau, bentuk hasil irisan adalah
tidak sama besar (berbeda ukuran), sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan
slicer hasil irisannya tipis dan ukurannya sama. Nilai persentase rendemen dipengaruhi oleh waktu, dimana semakin lama
proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil.
Sebagaai contohnya, pada proses pengayakan, jika semakin lama suatu bahan di
ayak, maka bahan yang tertinggal di mesh akan semakin sedikit, karena seiring
waktu berjalan maka bahan yang di ayak akan semakin sedikit yang tersaring.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil
analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Semakin besar
ukuran mesh yang digunakan maka akan semakin tinggi nilai persentase
rendemen yang di dapat.
2. Proses
pengayakan sangat berguna dalam proses penanganan bahan pangan, yaitu untuk
meng-sterilkan bahan pangan dari bahan-bahan yang merugikan (seperti batu, dan
kerikil).
3. Proses
pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan rendemen bahan yang berbeda
dan bentuk irisan bahan yang berbeda.
4. Semakin lama
proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil.
5.2 Saran
1. Diharapkan
alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap lagi untuk
memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum di dalam penuntun
praktikum.
2. Diharapkan agar
tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah terkelompokkan sesuai
modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Apriyantono, Anton, dkk,
1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi
Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.
Sosrodiharjo,
S, 1989. Peranan Teknologi Pasca Panen. IPB, Bogor.
Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra
Hudaya: Jakarta.
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan.
PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Warven, 1993. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rhineka Cipta, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)