Senin, 15 September 2014

LIRIK LAGU STAND HERE ALONE - KITA LAWAN MEREKA

LIRIK LAGU STAND HERE ALONE - KITA LAWAN MEREKA 

 

Jalan yang kita lalui
kelam yang kita jalani kawan
takkan mampu membuatku menjauh darimu

bagai bintang yang bersinar
bersinar terang di atas awan
itu lah arti persahabatan di antara kita
yang takkan pernah pudar meski pun
banyak orang mencibir
dan berfikir negative tak pernah mengerti

kita kan teriakan..

meski kami s'lalu di kucilkan
kami tak pernah berhenti tuk membuktikan
kepada semua orang yang s'lalu menganggap diri kami sampah
kami kan buktikan mereka itu samapah !!

takkan pernah menyerah
kami tak akan kalah
tak peduli apa yang mereka kata kan

ini lah kehidupan
terimah kenyataan
kami kan hadapi pro kontra yang ada

takkan pernah menyerah
kami tak akan kalah
tak peduli apa yang mereka kata kan

ini lah kehidupan
terimah kenyataan
kami kan hadapi pro kontra yang ada..

meski kami s'lalu di kucilkan
kami tak pernah berhenti tuk membuktikan
kepada semua orang yang s'lalu menganggap diri kami sampah
kami kan buktikan mereka itu samapah !! (2x)

lirik lagu REMEMBER OF TODAY – PERGI HILANG DAN LUPAKAN

lirik lagu REMEMBER OF TODAY – PERGI HILANG DAN LUPAKAN

Dunia hari ini begitu tak berarti,
tak berjalan cepat seolah tak perduli.
Lambat laun ku bertahan dengan hari ini,
hari yg tak akan pernah berakhir.
Semua telah berubah sejalan dengan waktu.
Setiap detik berharga bagiku.
Waktu pun ingin ku ubah
tuk kembali tertawa.
Aku hanya bisa menangis aku tak bisa.

Maafkanlah diriku
atas semua kesalahan yg ku perbuat
selama ini kepada diri mu
Dan aku berjanji akan melepasmu
dengan senyuman yg akan kau ingat
dan kau kenang sampai mati selamanya.

Lupakanlah smua kenangan ini.
Hancurkanlah smua mimpi-mimpi.
Jangan pernah kembali dan takkan pernah kembali.
Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan.
karena aku ingin pergi hilang dan lupakan.

 

LIRIK LAGU KEKASIH VS SAHABAT


LIRIK LAGU  KEKASIH VS SAHABAT


setiap pesan darimu selalu kudengar
dan bila engkau marah marah, kuselalu mengalah
apapun yang kau lakukan kuhanya diam saja
bagai burung tak bersayap apalah jadinya

disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (2X)

setiap ingin bertemu kau selalu memaksa
apapun keinginan mu harus terlaksana
dan bila aku mengeluh kau hanya tersenyum
entah apa artinya itu aku pun jadi bingung

disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (2x)

disinilah guna nya teman
selalu ada saat ku lemah
tak perduli siang dan malam
berjuang dan terus berjuang (4X)

Selasa, 06 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN PENGGILINGAN DAN PENGIRISAN



LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN
PENGGILINGAN DAN PENGIRISAN
DPP/DPJ        : Ir. Apul Sitohang, Msi
ASISTEN       :Fransisko Simamora
                         Priskila Grace Simorangkir


OLEH :
HARRY PRANATA PURBA
120410005
I




LABORATORIUM SATUAN OPERASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014


I.                   PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai. Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan ula dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam  penyiapan daging olahan.



1.2       Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan praktikum hari ini adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui modulus kehalusan bahan
  2. Untuk mengetahui diameter rata-rata tepung

1.3       Tempat / Hari Waktu Praktikum
            Hari / Tanggal : Senin, 28 april 2014
            Pukul               : 14.00 WIB
            Tempat            : Laboratorium Kimia Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatera Utara, Medan


II.                TINJAUAN PUSTAKA
Penggilingan silinder hampir sama dengan penghancuran silinder, akan tetapi penggilingan silinder berpermukaan yang halus atau silinder yang berpermukaan sedikit bergelombang dan berputar pada kecepatan yang berbeda. Alat ini sangat umum dipergunakan untuk menggiling tepung. Oleh karena bentuknya yang sederhana, ukuran maksimum partikel yang dapat lolos dari silinder dapat diatur. Apabilia koefisien gesekan antara silinder dan bahan umpan diketahui, partikel terbesar yang dapat dihancurkan antara silinder dapat dihitung (Apriyantono, 1989).
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi (Stumbo, 1949).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam bidang industri pangan barabgkali adalah penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle, 1969).          
Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran pertama, ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif sangat kasar sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran dilanjutkan, partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel yang kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak  akan menjadi ukuran fraksi yang dominan  (Suharto, 1991).
            Pengecilan ukuran sebagai istilah yang umum meliputi juga pemotongan, pemecahan dari penggilingan pengecilan ukuran sacara mekanis tanpa tejadi perubahan sifat-sifat kimianya. Pengecilan ukuran banyak digunakan dalam industri pangan sering tidak hanya memperoleh bagian yang dikehendaki, misalnya penggilingan padi-padian, pengupasan buah-buahan, penggilingan tangkai buah, pengirisan ikan menjadi fallet, pengecilan zat padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil guna untuk mempertinggi daya kezatan dan mempertinggi daya campur( Warven, 1993).
Pengaolahan ukuran mungkin juga berperan pentinga dalam pemisahan secara mekanis. Misalnya, dalam pengambilan pati dari kentang, kentang harus lebih dahulu dikecilkan sedemikian rupa sehingga sel-selnya terbuka dan glanuar-glanuar pati keluar. Untuk memeperoleh cairan keluar dari padatan juga memudahkan jika padatan dilakukan pengecilan lebih dahulu. Tujuan pengecilan ukuran sebagai bagian operasi adalah untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas ( Saputra, 1986)



III.             METODE PERCOBAAN
3.1              Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
  • Timbangan digital
  • Blender
  • Kertas HVS
  • Pisau
  • Perajang keripik
  • Ayakan a mesh 40; mesh 60
3.2              Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
  • Beras putih 500 gram
  • Kentang 100 gram
  • Jagung 500 gram
3.3              Prosedur Percobaan
3.3.1  Jagung
1.                  Ditimbang 500 gram jagung
2.                  Dimasukkan kedalam blender dan di blender sampai halus
3.                  Diayak hasil blender dengan ayakan mesh 40; mesh 60
4.                  Ditimbang jagung hasil ayakan untuk tiap mesh
5.                  Dicari % rendemen untuk setiap jagung hasil ayakan dengan masing-masing mesh
6.                  Dicatat data hasil pengamatan

IV. PEMBAHASAN
4.1 Data          : ( Terlampir )
4.2 Pembahasan
            Dari hasil analisa data di atas, nilai persentase rendemen bahan (beras putih) hasil penggilingan untuk tiap mesh yang digunakan adalah berbeda. Dimana pada pengayakan dengan menggunakan mesh 40 di dapat persentase rendemen sebesar 49,62 %. Sedangkan pada pengayakan menggunakan mesh 70 di dapat presentase rendemen 67,03 %. Jika diperhatikan, nilai persentase rendemen yang di dapat adalah semakin besar ukuran mesh yang digunakan maka akan semakin tinggi nilai persentase rendemen yang di dapat, karena semakin tinggi ukuran mesh maka bahan yang di ayak akan semakin banyak tersaring di mesh. Dan juga sebaliknya jika semakin kecil ukuran mesh yang digunakan makan semakin rendah nila persentase rendemen yang didapat. Proses pengayakan sangat berguna dalam proses penanganan bahan pangan. Dimana dengan dilakukan pengayakan, maka bahan pangan yang di ayak akan disterilkan dari bahan-bahan yang merugikan (seperti batu, dan kerikil). Dengan kata lain, dengan adanya proses pengayakan maka kita akan mendapatkan pati dari suatu bahan pangan atau hasil bersih dari suatu bahan pangan. Pada proses pengirisan, nilai persentase rendemen bahan (kentang) untuk masing-masing pengirisan dengan menggunakan pisau dan menggunakan slicer adalah berbeda. Dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat persentase rendemen sebesar 10 %. Sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan slicer di dapat nilai persentase rendemen sebesar 7 %. Jika diperhatikan, berat awal dan berat akhir pada kedua metode pengirisan adalah berbeda, dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat berat awal 48 gr dan berat akhir 43 gr. Sedangkan dengan menggunakan slicer di dapat berat awal 52 gr dan berat akhir 48 gr. Hal ini terjadi karena pada bahan yang telah teriris kadar airnya berkurang sehingga bobot dari bahan sebelum diiris dan sesudah diiris berkurang. Pada pengirisan dengan menggunakan pisau, bentuk hasil irisan adalah tidak sama besar (berbeda ukuran), sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan slicer hasil irisannya tipis dan ukurannya sama. Nilai persentase rendemen dipengaruhi oleh waktu, dimana semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil. Sebagaai contohnya, pada proses pengayakan, jika semakin lama suatu bahan di ayak, maka bahan yang tertinggal di mesh akan semakin sedikit, karena seiring waktu berjalan maka bahan yang di ayak akan semakin sedikit yang tersaring.



V.                KESIMPULAN DAN SARAN
5.1              Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Semakin besar ukuran mesh yang digunakan maka akan semakin tinggi nilai persentase rendemen yang di dapat.
2.      Proses pengayakan sangat berguna dalam proses penanganan bahan pangan, yaitu untuk meng-sterilkan bahan pangan dari bahan-bahan yang merugikan (seperti batu, dan kerikil).
3.      Proses pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan rendemen bahan yang berbeda dan bentuk irisan bahan yang berbeda.
4.      Semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil.


5.2       Saran
1.      Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum di dalam penuntun praktikum.
2.      Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan praktikum



DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.

Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.

Sosrodiharjo, S, 1989. Peranan Teknologi Pasca Panen. IPB, Bogor.
Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.

Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Warven, 1993. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rhineka Cipta, Jakarta.